Penggelapan Uang Dalam Rumah Tangga Menurut Islam Adalah Selingkuh Dan Haram Hukumnya

Apakah anda pernah memergoki pasangan anda selingkuh? Ataukah anda saat ini sedang menghadapi masalah penggelapan dalam keuangan rumah tangga? Atau, pasangan anda terbukti tidak berterus terang dan jujur?

Selingkuh, dari segi bahasa saja sudah mengandung makna negatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, selingkuh mempunyai makna yang banyak seperti dikutip serbaspecial.wordpress.com

1. Tidak berterus terang

2. Tidak jujur atau serong

3. Suka menyembunyikan sesuatu

4. Korup atau menggelapkan uang

5. Memudah-mudahkan perceraian Kelima-limanya dapat terjadi pada waktu, kondisi apapun dan dapat ditimbulkan oleh siapapun.

Kelima-limanya tersebut tidak disukai oleh agama dan telah disebut dengan pelanggaran, melanggar perintah Allah. Jika kelima-limanya tersebut terjadi dalam keluarga maka telah terjadi perselingkuhan dalam keluarga yang sekarang akan dibahas. Contohnya, apabila seorang isteri diam-diam mengambil uang suaminya tanpa memberitahu itu sudah termasuk selingkuh. Jika seorang suami sebenarnya mendapatkan penghasilan 1 juta namun dilaporkan kepada isterinya hanya 500 ribu, maka itupun sudah termasuk selingkuh.

Puncak selingkuh dalam keluarga adalah salah satu pihak telah menjalin hubungan dengan pria/wanita idaman lain (PIL/WIL) tanpa sepengetahuan pasangannya. Ada ayat dalam Al-Quran, Surat An-Nisa yang menjelaskan bahwa betapa dekatnya arti pasangan dengan diri kita sendiri, bahkan jikalau memang harus bercerai, mahar yang telah diberikan kepada isterinya dahulu tidak boleh diminta kembali. Berikut bunyinya : “Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun.

Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?”. (QS.4:20) “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur/AFDHO) dengan sebagian yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. 4:21) Allah mengatakan Dia telah menciptakan untukmu isteri- isteri dari diri kamu. Apa maknanya ? Maknanya adalah pasangan kita sesungguhnya adalah diri kita. Maukah kita merugikan dirimu sendiri dalam arti merugikan pasanganmu ? Maukah kamu menyakiti diri sendiri artinya menyakiti pasanganmu yang merupakan diri kamu sendiri ? Pasangan kita adalah diri kita.

Apabila kita menginginkan sesuatu maka sebelum kita mengucapkan, suami atau isteri kita sudah dapat menebaknya dengan tepat apa yang kita inginkan, karena dia adalah diri kita. Begitu juga sebaliknya karena kita juga adalah dirinya. Semakin terjadi persesuaian suami-isteri, akan semakin bahagia mereka. Puncak perselingkuhan adalah perzinaan dengan pria atau wanita lain. Dasar kehidupan rumah tangga adalah kepercayaan. Saling percaya di antara pasangan adalah hal yang paling pokok. Jika tidak ada lagi rasa percaya dan saling curiga maka perkawinan sudah tidak bisa lagi berjalan.

Apalagi jika salah satu menuduh pasangannya berzina dengan orang lain maka sudah masuk kategori cerai atau talak abadi. Jika talak 1, talak 2 bahkan talak 3 (dalam talak 3 ada catatan telah menikah dulu dengan orang lain), suami bisa balik lagi kepada isterinya untuk menikah lagi atau sebaliknya (rujuk). Ada sebagian orang menyerah seolah dia tidak berdaya menghadapi perasaan yang timbul dalam dirinya karena mencintai orang lain yang bukan pasanganya, yang barangkali itu adalah cinta pertamanya atau sebab-sebab lainnya.

Dia terus saja mengalah tidak berdaya, mengikuti dan menuruti kemauan hatinya yang sudah ternoda itu. Kemudian dengan mudahnya, ia menggunakan dalih takdir yang menyebabkan dia bisa jatuh cinta ke orang lain tersebut. Padahal ada kesalahan yang disebabkan karena kita sadar dan ada pula kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan kita? Allah sudah melengkapi perangkat-perangkat di dalam diri agar kita bisa terlepas dan bebas, dan mampu membersihkan kesalahan-kesalahan kita yang lalu. Semua tergantung dari kesungguhan yang kita lakukan.

Karena itu, segeralah untuk menghapus cinta dan perasaan pada orang yang bukan suami atau isteri kita dan segera menyingkirkannya bukan sekedar mengubur cinta yang bukan untuk pasangannya. Karena kalau sekedar menguburnya, sesuatu itu masih ada terpendam yang sewaktu-waktu baik secara sadar atau tidak kita bisa membongkarnya kembali, berbeda halnya jika kita menghapusnya tuntas. Jika benih itu tidak segera disingkirkan maka lama-lama akan menjadi besar dan bertambah, dan akhirnya bisa menguasai jiwa dan menjadi dorongan, setan nanti akan terus membantu jika tidak ada niatan atau tekad yang kuat untuk menyingkirkannya.

Tidak ada dalih yang dapat dibenarkan sedikitpun tentang hal ini sejak masih dalam benih apalagi sampai besar. Jangan diperturutkan hati dan perasaan yang salah. Apalagi jika membayangkan orang lain (bukan suami atau isterinya) dalam berhubungan seks itupun sudah termasuk selingkuh, yang sejak dini berupa benihpun (masih dalam bayangan atau imajinasi) tersebut untuk segera disingkirkan. Jadi selingkuh mempunyai arti yang banyak dan tidak hanya sebatas selingkuh secara fisik tapi bisa karena hati dan pikiran (imajinasi atau fantasi). Segera singkirkan sedini mungkin. Dan, untuk mencegahnya, dalam hidup berumah tangga diperlukan adanya keterbukaan dan kejujuran sebagai dasar pokok.

Nah, setelah membaca artikel ini, apakah anda tergerak untuk memulai sesuatu yang baik agar mendapatkan akhir yang baik pula? Hindarilah segala sesuatu yang bisa memicu pecahnya sebuah rumah tangga. Belajarlah menghargai pasangan anda dengan tidak menggelapkan uang rumah tangga, berterusteranglah, cintailah pasangan anda dengan kejujuran. Seseuatu yang kita tanam pastinya kita akan memetik sesuai apa yang kita pelihara.

Wassalamualaikum...